Monolog Satu Babak: “Saya, Rakyat, dan Daftar Fomototo”

(Panggung gelap. Satu sorotan lampu ke sosok lelaki berbaju lusuh, berdiri di tengah panggung sambil menggenggam HP butut.)

LELAKI:
Katanya negara ini kaya.
Katanya sumber daya melimpah.
Tapi aku?
Aku masih makan mie instan pakai nasi, dua hari sekali.

(tertawa pahit)

Dulu, aku percaya, “kalau kamu rajin sekolah, kamu akan sukses.”
Sekarang?
Sarjana di seberang rumahku jadi tukang parkir.
Yang kerja di luar negeri? Dipulangkan karena... katanya TKI ilegal.
Yang jual ginjal? Dapat headline di TV.

(Senyum getir)

Aku?
Aku coba daftar Fomototo.
Iya, FOMOTOTO.
Platform yang katanya bisa kasih harapan.
Katanya bisa menang.
Katanya bisa kaya.

(Teriak sambil mengangkat HP)

DAFTAR FOMOTOTO!
Satu klik, bisa mengubah nasib!
Atau... setidaknya, memberi alasan untuk tetap bangun besok pagi.


“Main Game Sambil Menunggu Harga Beras Turun”

(Aktor duduk. Lampu agak redup. Nada suara lebih tenang.)

Karena ya... hidup sudah terlalu serius.
Berita isinya korupsi, pajak naik, minyak goreng lenyap.
Kalau tidak punya uang, katanya “jangan boros.”
Kalau berusaha sendiri, katanya “salah jalan.”
Kalau ikut sistem, kita yang digiling.

Tapi di Fomototo?
Setidaknya aku punya kendali.
Aku pilih main. Aku pilih kalah. Aku pilih senang-senang... walau sebentar.


“Negara Boleh Larang, Tapi Perut Tidak Bisa Diajak Diskusi”

(Tertawa keras)

Mereka bilang, “judi itu haram!”
Tapi yang merampok uang rakyat? Bebas melenggang.

Mereka bilang, “daftar Fomototo itu dosa!”
Tapi daftar jadi caleg? Walau tanpa visi — boleh.

Mereka larang rakyat kecil cari hiburan,
tapi mereka hiburan satu negara.


Penutup: Sebelum Lampu Padam

(Lampu mulai meredup. Aktor menatap ke arah penonton.)

Aku tidak minta dimengerti.
Aku hanya minta dilihat.
Dan kalau tak bisa kasih pekerjaan, kasih setidaknya... sedikit ruang untuk bermimpi.

Dan hari ini, mimpiku dimulai dari...
daftar Fomototo.

(Senyum. Lampu padam.)


???? Monolog ini adalah fiksi satire. Jika Anda tertawa, berarti Anda masih waras. Jika Anda tersinggung, mungkin Anda sedang tersindir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *